Stadion Surajaya, Lamongan, kembali dipercaya PT Liga Indonesia sebagai lapangan alternatif untuk menggelar pertandingan Indonesia Super League (ISL) 2009-2010. Kali ini stadion kebanggaaan warga Lamongan itu bakal dijadikan tempat laga Persik Kediri versus Arema Malang.
Sebelumnya, Stadion Surajaya pernah menjadi home base pertandingan Persitara Jakarta Utara. Persitara terpaksa harus memilih Lamongan karena kondisi Jakarta saat itu dinilai rawan karena berbenturan dengan gawe negara, yakni pelaksanaan pemilihan presiden.
"Adapun untuk laga Persik lawan Arema disebabkan Persik tidak mendapatkan izin menggelar pertandingan di Stadion Brawijaya, Kediri. Alasannya, khawatiran terjadi hal yang tidak diinginkan karena ulah suporter kedua tim," kata Ketua Harian Persela Fadeli kemarin (7/1).
Kepastian Persik menjamu Arema di Stadion Surajaya setelah Persela menyetujui surat permohonan dari tim asal Kediri yang dikirimkan 2 Januari lalu. "Kami siap menggelar pertandingan itu. Selain panpel Persela sendiri sudah siap, kami sudah mendapatkan lampu hijau dari polres selaku pemberi izin digelarnya pertandingan. Insya Allah, di Lamongan aman karena dari berbagai pihak bekerja secara profesional," imbuh Sekkab Lamongan itu.
Persela-Persijap Ancam Boikot Laga Usiran PSM
Venue homeusiran PSM Makassar dikeluhkan Persela Lamongan dan Persijap Jepara. Keduanya berencana memboikot pertandingan tersebut.
Stadion La Patau, Bone, sebelumnya sudah ditetapkan sebagai venue usiran PSM. Klub berjuluk Juku Eja tersebut akan menjamu Persijap, 10 Desember lalu, melawan Persela empat hari berikutnya. Sekretaris Persela Mudjib Santoso mengungkapkan, klub tetap menolak bermain di Bone.
’’Kami tidak akan datang ke Bone. Kalau Persela dihukum juga tidak apa-apa. Kami ingin melihat tindak lanjut hukuman bagi PSM yang lari dari Kediri. Mereka tidak bisa seenaknya bersikap begitu,’’ ungkapnya kemarin.
Juku Eja seharusnya menjalani home usiran kontra Persijap dan Persela di Stadion Brawijaya, Kediri. Namun, laga tersebut harus ditunda setelah ketua umum PSSI melakukan campur tangan kebijakan. Bukan hanya home, agenda pertandingan juga mengalami reschedule. Mudjib menambahkan, penunjukan Bone sebagai home ground PSM justru menyulitkan.
’’Bone sejak awal tidak layak menggelar laga Liga Super. Perjalanannya juga sangat panjang karena butuh waktu 5 sampai 6 jam. Lapangan di sana juga buruk,’’ lanjutnya. Laskar Joko Tingkir, julukan Persela, juga mengeluhkan padatnya jadwal pertandingan. Mudjib menyatakan, klub sudah mengirimkan surat keberatan menjalani laga di Bone.
’’Kami hari ini (kemarin) sudah mengirimkan surat protes terkait penunjukan Bone. Kami juga keberatan dengan padatnya jadwal. Kami diberi waktu istirahat tiga hari mulai melawan PSM, Persipura, sampai ke Wamena. Persela seharusnya mendapatkan jadwal baru dengan kondisi seperti itu. Kami tidak mungkin tiga hari sampai ke Wamena, kapan istirahatnya?’’ tandasnya.
Protes secara tertulis sebelumnya sudah lebih dahulu dilayangkan Persijap, Selasa (5/1). Klub berjuluk Laskar Kalinyamat tersebut juga mengeluhkan cepat berubahnya kebijakan Liga. Mereka juga menilai lapangan Stadion La Patau tidak memenuhi standar Liga Super.
Home usiran PSM tersebut juga idealnya tetap digelar di Jawa Timur. Kalaupun tidak Kediri, Stadion Gelora Putra Delta,Sidoarjo, bisa menjadi alternatif lain. ’’Surat keberatan sudah kami kirimkan kemarin. Liga harus mempertimbangkan lagi penunjukan Bone. Tempatnya juga terlalu jauh,’’ tutur Manajer Persijap Jepara Edy Sudjatmiko.
Bukan hanya venue home usiran PSM, Laskar Kalinyamat juga mengisyaratkan permintaan adanya revisi agenda pertandingan. Mereka mengklaim jeda waktu antara bentrok kontra Persiwa Wamena, Minggu (17/1), dengan agenda Persijap dijamu Persipura, Rabu (20/1).
’’Masa istirahat pemain tidak seimbang karena jarak antar laga hanya tiga hari. Kalau bisa, salah satu dari laga itu diubah. Kasihan pemain karena energinya justru banyak terkuras di jalan. Kami butuh kondisi bagus untuk menjaga performa bermain,’’ pungkasnya.
Stadion La Patau, Bone, sebelumnya sudah ditetapkan sebagai venue usiran PSM. Klub berjuluk Juku Eja tersebut akan menjamu Persijap, 10 Desember lalu, melawan Persela empat hari berikutnya. Sekretaris Persela Mudjib Santoso mengungkapkan, klub tetap menolak bermain di Bone.
’’Kami tidak akan datang ke Bone. Kalau Persela dihukum juga tidak apa-apa. Kami ingin melihat tindak lanjut hukuman bagi PSM yang lari dari Kediri. Mereka tidak bisa seenaknya bersikap begitu,’’ ungkapnya kemarin.
Juku Eja seharusnya menjalani home usiran kontra Persijap dan Persela di Stadion Brawijaya, Kediri. Namun, laga tersebut harus ditunda setelah ketua umum PSSI melakukan campur tangan kebijakan. Bukan hanya home, agenda pertandingan juga mengalami reschedule. Mudjib menambahkan, penunjukan Bone sebagai home ground PSM justru menyulitkan.
’’Bone sejak awal tidak layak menggelar laga Liga Super. Perjalanannya juga sangat panjang karena butuh waktu 5 sampai 6 jam. Lapangan di sana juga buruk,’’ lanjutnya. Laskar Joko Tingkir, julukan Persela, juga mengeluhkan padatnya jadwal pertandingan. Mudjib menyatakan, klub sudah mengirimkan surat keberatan menjalani laga di Bone.
’’Kami hari ini (kemarin) sudah mengirimkan surat protes terkait penunjukan Bone. Kami juga keberatan dengan padatnya jadwal. Kami diberi waktu istirahat tiga hari mulai melawan PSM, Persipura, sampai ke Wamena. Persela seharusnya mendapatkan jadwal baru dengan kondisi seperti itu. Kami tidak mungkin tiga hari sampai ke Wamena, kapan istirahatnya?’’ tandasnya.
Protes secara tertulis sebelumnya sudah lebih dahulu dilayangkan Persijap, Selasa (5/1). Klub berjuluk Laskar Kalinyamat tersebut juga mengeluhkan cepat berubahnya kebijakan Liga. Mereka juga menilai lapangan Stadion La Patau tidak memenuhi standar Liga Super.
Home usiran PSM tersebut juga idealnya tetap digelar di Jawa Timur. Kalaupun tidak Kediri, Stadion Gelora Putra Delta,Sidoarjo, bisa menjadi alternatif lain. ’’Surat keberatan sudah kami kirimkan kemarin. Liga harus mempertimbangkan lagi penunjukan Bone. Tempatnya juga terlalu jauh,’’ tutur Manajer Persijap Jepara Edy Sudjatmiko.
Bukan hanya venue home usiran PSM, Laskar Kalinyamat juga mengisyaratkan permintaan adanya revisi agenda pertandingan. Mereka mengklaim jeda waktu antara bentrok kontra Persiwa Wamena, Minggu (17/1), dengan agenda Persijap dijamu Persipura, Rabu (20/1).
’’Masa istirahat pemain tidak seimbang karena jarak antar laga hanya tiga hari. Kalau bisa, salah satu dari laga itu diubah. Kasihan pemain karena energinya justru banyak terkuras di jalan. Kami butuh kondisi bagus untuk menjaga performa bermain,’’ pungkasnya.
Kamis, 07 Januari 2010
PSSI semakin Amburadul
Setelah menunda pertandingan Persela melawan PSM dan Persija kini PSSI mengeluarkan keputusan yang merugikan Persela. Persela akan dijadwalkan menghelat pertandingan usiran PSM Vs Persela di Bone, SulSel. "Sungguh sangat tidak Effektif bagi kami, perjalanan kesana sangat jauh, butuh waktu 5 jam dari darat untuk menuju kesana dari Makasar. Semua pemain Persela pasti akan kecapek'an saat diperjalan. Apalagi kita juga akan meakukan tur panjang melawan Persiwa Wamena (20-01-10) dan Persijap (24-01-10) Ungkap ketua harian Persela Lamongan Fadeli kepada Wartawan.
0 komentar:
Posting Komentar